Jumat, 30 September 2016

Tanda-tanda depresi ringan dan berat

Seorang remaja yang terlihat tidak gembira merupakan hal yang biasa. Namun, perlu diwaspadai bila perasaan tidak bahagia tersebut terus berlanjut sampai lebih dari dua pekan. Ada banyak alasan mengapa seorang remaja merasa tidak bahagia. Lingkungan yang penuh tekanan dapat memicu depresi. Dengan adanya depresi, dapat muncul perasaan merasa bersalah, menurunnya performa di sekolah, interaksi sosial, menyimpangnya orientasi seksual, maupun terganggunya kehidupan remaja di keluarganya.

Depresi merupakan gangguan serius yang dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, perilaku, dan kesehatan secara umum. Depresi tidak mengenal usia. Tua, muda, dewasa, bahkan remaja bisa terkena depresi. Dengan dipicu permasalahan sepele, bisa saja remaja yang mengalami depresi melakukan hal-hal yang tidak dibayangkan orang umum. Yang paling membahayakan dari depresi adalah munculnya ide bunuh diri atau melakukan usaha bunuh diri.

Depresi adalah..
Depresi merupakan suatu gangguan mental yang spesifik yang ditandai dengan adanya perasaan sedih, putus asa, kehilangan semangat, merasa bersalah, lambat dalam berpikir, dan menurunnya motivasi untuk melakukan aktivitas.

Tanda Depresi adalah..
Perhatikan tanda-tanda berikut untuk mengetahui adanya depresi pada remaja :
  • Merasa sedih, cemas, dan tidak memiliki harapan
  • Tidak nafsu makan, atau banyak makan yang menyebabkan penurunan maupun kenaikan berat badan dalam waktu singkat
  • Terjaga di malam hari, namun tidur sepanjang siang
  • Menarik diri dari teman-temannya, murung
  • Aktivitas dan prestasi di sekolah menurun, menurunnya motivasi dan minat
  • Mudah marah dan tersinggung, menjadi sensitif terhadap kritikan
  • Rendah diri dan merasa sangat bersalah
  • Konsentrasi menurun, sulit mengambil keputusan
  • Adanya perubahan dalam kebiasaan makan maupun tidur
  • Memiliki pikiran untuk melakukan bunuh diri
Jika tanda tersebut terjadi beberapa hari sampai beberapa minggu, sebaiknya segera dikonsultasikan pada tenaga kesehatan. Treatmen yang dilakukan dapat berupa terapi dengan cara berbicara, maupun menggunakan obat.

Pengobatan Depresi pada Remaja adalah..
Terdapat berbagai metode terapi yang dapat dilakukan bagi remaja yang mengalami depresi. Tenaga kesehatan akan mempertimbangkan metode yang tepat bagi masing-masing individu. Diantaranya dengan menggunakan cognitive behavioral therapy, psychodinamic psychotherapy, interpersonal psychoterapy, terapi supportif ataupun menggunakan obat-obatan.

Masukan bagi Orang Tua adalah..
Menjadi orang tua dari seorang remaja merupakan suatu tantangan tersendiri. Beberapa teknik komunikasi akan sangat diperlukan dan membantu orang tua dalam membasarkan anak remaja.
  • Ketika mendisiplinkan anak, tidak dengan cara menghukum dan membuatnya malu. Ganti hukuman dengan membantu anak memberikan solusi dengan cara yang baik. Hukuman dan rasa malu dapat membuat seorang remaja merasa tidak berguna
  • Biarkan anak remaja anda melakukan kesalahan. Sikap overproteksi atau orang tua yang selalu mengambil keputusan membuat remaja membuat mereka yakin bahwa mereka tidak memiliki kemampuan. Hal ini dapat membuat kepercayaan dirinya berkurang.
  • Berikan ruang bagi remaja untuk ‘bernafas’. Jangan mengharapkan mereka melakukan sesuatu sama persis sesuai keinginan orang tua.
  • Tidak memaksa anak untuk memiliki kegiatan dan pengalaman yang sama dengan anda sewaktu remaja dahulu.
  • Jika anda mencurigai bahwa anak mengalami depresi, berikan waktu untuk mendengarkan masalahnya. Meskipun ana berfikir bahwa masalahnya bukanlah permasalahan serius. Membuka komunikasi antara orang tua dan anak merupakan hal penting, apalagi ketika anak memperlihatkan gejala menutup diri.
  • Luangkan waktu untuk mendengarkan masalah mereka tanpa kritikan ataupun menghakimi.
  • Jangan pula meremehkan apa yang mereka rasakan, kadang remaja mempunyai reaksi yang berlebihan terhadap suatu masalah tetapi sebaiknya orang tua coba mengerti bahwa apa yang mereka rasakan benar terjadi.
  • Kadang remaja tidak mencari saran ataupun solusi atas masalah mereka, lebih kepada dukungan dan penerimaan saja, jadi apapun yang terjadi yakinkan sang remaja bahwa anda akan selalu mendampingi dan membantu mereka kapanpun diperlukan
  • Begitu sang remaja merasa siap untuk menyampaikan masalah mereka, jangan potong dengan interupsi ataupun berusaha mengatur, dengarkan saja cerita mereka.

Depresi Adalah
Depresi merupakan suatu gangguan mental yang spesifik yang ditandai dengan adanya perasaan sedih, putus asa, kehilangan semangat, merasa bersalah, lambat dalam berpikir, dan menurunnya motivasi untuk melakukan aktivitas.
Tanda Depresi Adalah
-         Perhatikan tanda-tanda berikut untuk mengetahui adanya depresi pada remaja :
-         Merasa sedih, cemas, dan tidak memiliki harapan
-         Tidak nafsu makan, atau banyak makan yang menyebabkan penurunan maupun kenaikan berat badan dalam waktu singkat
-         Terjaga di malam hari, namun tidur sepanjang siang
-         Menarik diri dari teman-temannya, murung
-         Aktivitas dan prestasi di sekolah menurun, menurunnya motivasi dan minat
-         Mudah marah dan tersinggung, menjadi sensitif terhadap kritikan
-         Rendah diri dan merasa sangat bersalah
-         Konsentrasi menurun, sulit mengambil keputusan
-         Adanya perubahan dalam kebiasaan makan maupun tidur
-         Memiliki pikiran untuk melakukan bunuh diri
Jika tanda tersebut terjadi beberapa hari sampai beberapa minggu, sebaiknya segera dikonsultasikan pada tenaga kesehatan. Treatmen yang dilakukan dapat berupa terapi dengan cara berbicara, maupun menggunakan obat.
Pengobatan Depresi
Terdapat berbagai metode terapi yang dapat dilakukan bagi remaja yang mengalami depresi. Tenaga kesehatan akan mempertimbangkan metode yang tepat bagi masing-masing individu. Diantaranya dengan menggunakan cognitive behavioral therapy, psychodinamic psychotherapy, interpersonal psychoterapy, terapi supportif ataupun menggunakan obat-obatan.
Masukan Pada Orang Tua
Menjadi orang tua dari seorang remaja merupakan suatu tantangan tersendiri. Beberapa teknik komunikasi akan sangat diperlukan dan membantu orang tua dalam membasarkan anak remaja.
- Ketika mendisiplinkan anak, tidak dengan cara menghukum dan membuatnya malu. Ganti hukuman dengan membantu anak memberikan solusi dengan cara yang baik. Hukuman dan rasa malu dapat membuat seorang remaja merasa tidak berguna
- Biarkan anak remaja anda melakukan kesalahan. Sikap overproteksi atau orang tua yang selalu mengambil keputusan membuat remaja membuat mereka yakin bahwa mereka tidak memiliki kemampuan. Hal ini dapat membuat kepercayaan dirinya berkurang.
- Berikan ruang bagi remaja untuk ‘bernafas’. Jangan mengharapkan mereka melakukan sesuatu sama persis sesuai keinginan orang tua.
- Tidak memaksa anak untuk memiliki kegiatan dan pengalaman yang sama dengan anda sewaktu remaja dahulu.
- Jika anda mencurigai bahwa anak mengalami depresi, berikan waktu untuk mendengarkan masalahnya. Meskipun ana berfikir bahwa masalahnya bukanlah permasalahan serius. Membuka komunikasi antara orang tua dan anak merupakan hal penting, apalagi ketika anak memperlihatkan gejala menutup diri.
- Luangkan waktu untuk mendengarkan masalah mereka tanpa kritikan ataupun menghakimi.
- Jangan pula meremehkan apa yang mereka rasakan, kadang remaja mempunyai reaksi yang berlebihan terhadap suatu masalah tetapi sebaiknya orang tua coba mengerti bahwa apa yang mereka rasakan benar terjadi.
- Kadang remaja tidak mencari saran ataupun solusi atas masalah mereka, lebih kepada dukungan dan penerimaan saja, jadi apapun yang terjadi yakinkan sang remaja bahwa anda akan selalu mendampingi dan membantu mereka kapanpun diperlukan
- Begitu sang remaja merasa siap untuk menyampaikan masalah mereka, jangan potong dengan interupsi ataupun berusaha mengatur, dengarkan saja cerita mereka.
Bila memang masalah yang terjadi sudah diluar kemampuan sang remaja dan anda sendiri, beritahukan kepada mereka tentang kemungkinan kondisi yang ada serta diskusikan cara alternatif lain supaya masalahnya dapat terbantu.
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Bunuh diri adalah segala perbuatan seseorang yang dapat mengahiri hidupnya sendiri dalam waktu singkat. Selama tahun 1950 sampai dengan 1988 rata – rata bunuh diri pada remaja yaitu usia antara 15 dan 19 tahun (Attempt suicide, 1991).
Menurut Budi Anna Keliat, bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Keadaan ini didahului oleh respons maladaptive. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Pembagian.
Umumnya dibagi atas 3 yaitu berpikir bunuh diri (suicide ideation), membuat bunuh diri (gesture), dan mencoba bunuh diri (attempt). Ideation yaitu berpikir tentang atau merencanakan untuk membunuh diri. Gesture yaitu dilakukan tanpa sikap yang nyata yang menyebabkan luka serius atau kematian tetapi kemudian mengirim isyarat bahwa sesuatu telah terjadi. Sedangkan attempt adalah bermaksud terjadinya luka atau kematian. Ada juga yang mengkategorikan sebagai impulsive act, paracide, dan subintentional death.
3. Etiology.
Remaja sering dikarakteristikan dengan turmoil (suka membuat rusuh), emosional dan mood yang bervariasi. Dengan kemampuan untuk memecahkan masalah yang terbatas maka kadang – kadang remaja sulit memecahkan masalahnya terutama situasi yang mengancam dan membuatnya terpukul, seperti kematian teman, orang tua atau saudaranya. Selain itu faktor biologi, psikologi dan sosiologi juga mempengaruhi. Keluarga yang dalam keadaan krisis bisa menjadi bunuh diri pada anak remajanya bila merasa overhelmed karena krisis dan tak mampu untuk mengembalikan keseimbangan keluarganya. Faktor resiko lain adalah pada remaja dengan depresi, ketergantungan obat dan alkoholisme serta psikosis.
Menurut Hafen dan Frandsen, 1985 menyatakan bahwa penyebab bunuh diri pada remaja adalah (Budi Anna Keliat, 1991, hal. 6). :
1. Hubungan interpersonal yang tidak bermakna.
2. Sulit mempertahankan hubungan interpersonal.
3. Pelarian dari penganiayaan fisik atau pemerkosaan.
4. Perasaan tidak dimengerti orang lain.
5. Kehilangan orang yang dicintai.
6. Keadaan fisik.
7. Masalah dengan orang tua.
8. Masalah seksual.
9. Depresi.
Banyak pendapat lain tentang penyebab atau alasan bunuh diri (faktor resiko) yaitu kegagalan untuk beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stress, perasaan terisolasi karena kehilangan hubungan interpersonal atau gagal melakukan hubungan yang berarti, perasaan marah atau bermusuhan, cara untuk mengakhiri keputusasaan dan tangisan minta tolong.
4. Metode bunuh diri.
Pada remaja umumnya over dosis obat, melukai pergelangan tangan pada perempuan sedangkan pada laki – laki menggunakan pisau, senjata dan automobil. Selain itu ada juga yang lompat dari ketinggian atau kereta api.

5. Manifestasi klinik bunuh diri pada remaja.
a. Mood/affek
Depresi yangpersisten, merasa hopelessness, helplessness, isolation, sedih, merasa jauh dari orang lain, afek datar, sering mendengar atau melihat bunyi yang sedih dan unhappy, membenci diri sendiri, merasa dihina, sering menampilkan sesuatu yang tidak adekuat di sekolah, mengharapkan untuk dihukum.
b. Perilaku/behavior.
Perubahan pada penampilan fisik, kehilangan fungsi, tak berdaya seperti tidak intrest, kurang mendengarkan, gangguan tidur, sensitive, mengeluh sakit perut, kepala sakit, perilaku antisocial : menolak untuk minum, menggunakan obat – obatan, berkelahi, lari dari rumah.
c. Sekolah dan hubungan interpersonal.
Menolak untuk ke sekolah, bolos dari sekolah, withdraw sosial teman – temannya, kegiatan – kegiatan sekolah dan hanya interest pada hal – hal yang menyenangkan, kekurangan system pendukung sosial yang efektif.
d. Ketrampilan koping.
Kehilangan batas realita, menarik dan mengisolasikan diri, tidak menggunakan support system, melihat diri sebagai orang yang secara total tidak berdaya.

Depresi, gejala depresi pada remaja dan penyebab depresi

Apa Depresi Itu?
Tahukah Anda apa depresi itu? Menurut American Psychiatric Association, depresi merupakan suatu gangguan mental yang spesifik yang ditandai dengan adanya perasaan sedih, putus asa, kehilangan semangat, merasa bersalah, lambat dalam berpikir, menurunnya motivasi untuk melakukan aktivitas, dll. Mungkin Anda bertanya-tanya, mengapa depresi lebih banyak dialami oleh remaja? Hal ini disebabkan remaja cenderung memperhatikan citra tubuhnya, rentan mengalami peristiwa yang penuh stres, mengalami tekanan dalam penyesuaian diri dalam berinteraksi dengan orang lain. Hinton (1989) mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa perubahan hormonal, perubahan tingkat dan pola hubungan social sehingga remaja cenderung mempersepsikan orang tua secara berbeda. Selain itu, masa pertumbuhan remaja, jarang yang berlangsung dengan lancar. Banyak masalah yang terjadi dan bisa makin serius hingga menyebabkan depresi yang berkepanjangan. Remaja yang mengalami depresi akan menjadi apatis dan menyalahkan dirinya sendiri sehingga merasa enggan untuk mencari pertolongan.

Gejala-gejala Depresi Pada Remaja
Anda dapat mengetahui apakah anak Anda mengalami depresi atau tidak maka Anda perlu mengetahui gejala-gejala depresi pada remaja. Bagaimana gejala-gejala depresi yang dialami remaja? Menurut DSM-IV-TR, ada beberapa gejala-gejala depresi pada remaja, yaitu:
1.     Kehilangan minat dan kegembiraan pada hampir semua aktivitas dan hal ini hampir terjadi setiap hari.
2.    Berat badan mengalami penurunan drastis, padahal tidak sedang melalukan diet. Atau justru mengalami peningkatan berat badan lebih dari 5% dalam satu bulan. Atau mengalami penurunan atau justru peningkatan nasfu makan hampir setiap hari.
3.    Mengalami insomnia (kesulitan tidur) atau hipersomnia (suka tidur atau lebih banyak tidur) hampir setiap hari.
4.    Mengalami penurunan minat dalam melakukan aktivitas yang terjadi hampir setiap hari dan kehilangan energi hampir setiap hari.
5.     Merasa dirinya tidak berharga atau merasa bersalah yang berlebihan.
6.     Kehilangan kemampuan untuk berpikir dan berkonsentrasi.
7.     Munculnya perasaan sedih hampir setiap hari.
8.     Munculnya pikiran-pikiran tentang kematian, ide bunuh diri yang berulang tanpa rencana, atau adanya usaha percobaan bunuh diri, atau adanya rencana spesifik untuk bunuh diri.
 Dengan demikian, remaja yang mengalami depresi akan cenderung mengalami insomnia atau cenderung lebih banyak tidur, mengalami gangguan nafsu makan, muncul ide bunuh diri, mengalami gangguan fungsi sosial, lebih mudah tersinggung, mengalami kesulitan untuk mengekspresikan emosinya, dll.

Penyebab Depresi Pada Remaja
Pertanyaannya sekarang, apa penyebab terjadinya depresi pada remaja? Depresi pada remaja disebabkan oleh kombinasi antara faktor predisposisi dan faktor presipitasi. Yang termasuk faktor predisposisi adalah:
1.  Genetik
Menurut Birmaher (1998), mengatakan bahwa anak-anak yang memiliki orangtua depresi maka akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami depresi pada usia remaja. Dengan demikian, faktor gentik akan meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami depresi.
2.  Pengalaman masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan
Jika seorang anak mengalami perlakuan yang tidak adil dari orangtuanya, hidup dalam keluarga yang tidak harmonis maka akan menyebabkan goncangan emosi yang memicu respon fisiologis dan psikologis yang mengakibatkan depresi.
 Sedangkan yang termasuk faktor presipitasi adalah peristiwa-peristiwa hidup yang penuh stres seperti sekolah, relasi dengan teman atau orangtua, pekerjaan, cinta, kematian orangtua, perselisihan dengan orangtua, kemarahan, mengalami kekerasan dalam keluarga, dll dapat menyebabkan depresi pada remaja. Shreeve (1991) juga mengemukakan bahwa seseorang dengan IQ normal atau tinggi tetapi hidup dikelilingi situasi yang penuh stres tetapi dirinya juga tidak dapat menghilangkan penyebab stres tersebut maka hal ini dapat menyebabkan depresi.

Dampak Depresi Remaja
Depresi dapat mengakibatkan dampak yang merugikan bagi si penderita seperti terganggunya fungsi sosial, fungsi pekerjaan, mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, mengalami ketidak berdayaan yang dipelajari, bahkan hingga tindakan bunuh diri yang menyebabkan kematian.  Remaja hanya mengurung diri di kamar, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya semangat hidup, hilangnya kreativitas, antusiasme dan optimisme. Dia tidak mau bicara dengan orang-orang, tidak berani berjumpa dengan orang-orang, berpikir yang negative tentang diri sendiri dan tentang orang lain, hingga hidup terasa sangat berat dan melihat masalah lebih besar dari dirinya. Remaja jadi pesimis memandang hidupnya, seakan hilang harapan, tidak ada yang bisa memahami dirinya, dan sebagainya.  

Solusi Untuk Mengatasi Depresi
        Depresi pada remaja harus segera ditangani karena kalau berkepanjangan, dapat mengakibatkan bunuh diri yang berujung pada kematian.  Makin lama seseorang mengalami depresi, makin lemah daya tahan mentalnya, makin habis energynya, makin habis semangatnya, makin terdistorsi pola pikirnya sehingga dia tidak bisa melihat alternative solusi, tidak bisa melihat ke depan, tidak menemukan harapan, tidak bisa berpikir positif. Ini menyebabkan remaja melihat bahwa bunuh diri menjadi solusi satu-satunya.
        Depresi akan lebih baik ditangani dengan psikoterapi karena dengan psikoterapi, remaja dibantu untuk menemukan akar permasalahannya dan melihat potret diri secara lebih obyektif. Psikoterapi ditujukan untuk membangun pola pikir yang obyektif dan positif, rasional dan membangun strategi / mekanisme adaptasi yang sehat dalam menghadapi masalah. Perlu diingat bahwa keterbukaan remaja untuk mengemukakan masalah yang sedang dihadapinya akan membantu proses penyembuhan dirinya. Ada beberapa terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi depresi pada remaja, yaitu:
1.     CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif dalam memandang diri dan masa depan sehingga akan memunculkan suatu kekuatan dari dalam dirinya bahwa dirinya mampu untuk mengatasi masalah tersebut.
2.     Psychodinamic Psychotherapy
Psychodinamic Psychotherapy digunakan untuk membantu remaja memahami, mengidentifikasi perasaan, meningkatkan rasa percaya diri, meningkatkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengatasi konflik yang sedang dialami.
3.     Interpersonal Psychoterapy
Interpersonal Psychoterapy digunakan untuk mengatasi depresi yang disebabkan oleh peristiwa-peristiwa yang menyebabkan kesedihan atau trauma, kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4.     Terapi Suportif
Terapi suportif digunakan untuk mengurangi taraf depresi.

        Banyak factor yang menentukan keberhasilan terapi seperti usia remaja saat awal mengalami depresi, beratnya depresi, motivasi, kualitas terapi, dukungan orangtua, kondisi keluarga (apakah orangtua juga menderita depresi atau tidak, ada atau tidak konflik dengan keluarga, kehidupan yang penuh stres atau tidak, dsb). Selain itu, juga diperlukan terapi keluarga untuk mendukung kesembuhan remaja penderita depresi. Mengapa? Karena dalam terapi keluarga, keluarga remaja yang depresi ikut mendiskusikan bagaimana cara yang terbaik untuk mengurangi sikap saling menyalahkan, orangtua remaja juga diberi tahu seluk beluk kondisi anaknya yang depresi sehingga diharapkan orangtua dan anggota keluarganya akan membantu dalam mengidentifikasi gejala-gejala depresi anaknya dan menciptakan hubungan yang lebih sehat.
Semoga pembahasan tentang depresi pada remaja, dapat memberikan manfaat bagi Anda dan dapat mencegah meningkatnya jumlah remaja yang mengalami depresi serta membantu menciptakan hubungan yang lebih sehat antara orangtua dengan anaknya.


Apa Alasan Remaja Bunuh Diri?
FENOMENA bunuh diri pada anak dan remaja dalam beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat drastis. Hal itu bukan hanya merupakan masalah kesehatan semata, tetapi sangat kompleks menyangkut berbagai aspek kehidupan (mental – emosional – sosial – ekonomi – pendidikan – rohani dan kesejahteraan). Banyak penelitian telah dilakukan mengenai fenomena ini, baik mengenai epidemiologi, etiologi, faktor risiko, maupun terapi dan prevensi. Namun untuk Indonesia hal ini masih sangat terbatas.
Agar dapat dilakukan berbagai upaya mulai dari pencegahan dan intervensi terhadap faktor-faktor yang dapat dimodifikasi, perlu pemahaman tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap bunuh diri pada anak dan remaja.
Keberhasilan bunuh diri pada remaja laki-laki 5 kali lebih besar dibandingkan wanita, meskipun untuk percobaan bunuh diri pada remaja wanita 3 kali lebih banyak dibandingkan remaja laki-laki. Ide-ide bunuh diri bukan merupakan fenomena yang statis dan dapat berubah dari waktu ke waktu. Keputusan untuk bunuh diri dapat muncul tiba-tiba (impulsif) tanpa banyak dipikirkan terlebih dahulu atau keputusan merupakan puncak dari kesulitan atau kebingungan yang berkepanjangan.
Profil anak dan remaja bunuh diri
Anak dan remaja yang mempunyai risiko bunuh diri, umumnya mempunyai profil atau ciri-ciri, di antaranya:
* Dikenal lingkungannya sebagai anak “baik”.
* Memiliki tuntutan kemampuan yang tinggi.
* Punya minat dan keinginan tinggi.
* Memiliki karakter perfeksionis atau selalu harus sempurna.
* Kesulitan untuk dapat menerima kekurangan diri.
* Prestasi akademik mulai kurang sampai di atas rata-rata.
Faktor pencetus bunuh diri
Bunuh diri pada anak dan remaja sering berhubungan dengan stresor yang terjadi sesaat. Faktor pencetus yang mendahului tindak bunuh diri pada anak dan remaja umumnya karena:
* Konflik dan pertengkaran dengan anggota keluarga (adik, kakak atau orang tua).
* Menghindari atau antisipasi terhadap hukuman, misal dari orang tua, guru atau polisi karena kesalahan yang dibuatnya.
* Kehilangan muka atau dipermalukan di depan teman-temannya.
* Pertengkaran dengan pacar atau putus cinta.
* Kesulitan di sekolah baik akademis, hubungan interpesonal atau keuangan.
* Perpisahan dengan orang yang berarti bagi dirinya.
* Penolakan baik oleh orang tua, teman atau lingkungannya.
Berhubungan dengan AIDS, kita sebagai remaja yang mungkin frustasi karena telah terjerumus ke dalam lembah penyakit mematikan ini semestinya sayangi diri dan mencari solusi. setiap hal ada konsekuensinya, menanam jagung akan menuai jagung, menanam perilaku seksual yang tidak seharusnya dilakukan remaja karena nafsu sesaat akan menemukan banyak resiko. Dalam agama pun dilarang bunuh diri. Jadi apapun masalahnya kita tenangkan pikiran dan cari solusi.
Menyesal? tentu ! Setiap melakukan kesalahan, penyesalan datang di saat terakhir. Namun penyesalan yang diikuti dengan tindakan akan membuahkan hikmah yang mendalam.
Fakta remaja yang sering bunuh diri justru yang tidak dapat menyalurkan perasaannya dengan baik. semua yang terlihat justru hanya kebohongan karena tidak mampu menahan beban dari masalah dan tak mampu mencari solusi. Sebaiknya kita menjaga diri kita seperti yang telah Tuhan berikan.karena yang beliau berikan untuk kita jaga. Seburuk-buruk masalah,mari kita cari solusi bersama dan jangan sekalipun menyakiti diri sendiri. Saya yang nyaris terperosok ke dalam jeratan bunuh diri tidak ingin ada yang mengikuti hal tersebut. Bunuh diri???? Pikir dan sayangi diri!

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

tut wuri handayani.jpegLogo_Padang_thumb.png
FORMAT MUTU
logo konselor.jpeg
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(SMP) NEGERI  PADANG
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN KLASIKAL
KELAS VIII SEMESTER 4 TAHUN 2015

Topik                                                   : Cara Mengemukakan Pendapat di dalam kelas
Bidang Pengembangan                       : Pribadi, sosial, belajar,dan karir
Jenis Layanan                                      : Informasi
Fungsi                                                 : Fungsi Pemahaman, pencegahan, pengentasan dan  pengembanagan pemeliharaan
Alokasi Waktu                                    : 1x 40 Menit
Pihak Terkait                                       :
Media/Alat                                          : Laptop dan Proyektor
Tujuan/Kompetensi yang ingin dicapai:
No
Kompetensi Dasar
Uraian Kompetensi Dasar/ Indikator
1
KD. 1
(Kompetensi Religius)
1.      Siswa mensyukuri bahwa ia sudah dapat mengemukakan pendapat di dalam kelas.
2.      Siswa menyadari bahwa pentingnya mengemukakan pendapat di dalam kelas.
3.      Siswa menyadari mengemukakan pendapat di dalam kelas merupakan hal yang terpuji.
4.      Siswa mensyukuri adanya peningkatan dalam mengemukakan pendapat di dalam kelas.
2
KD. 2
(Kompetensi Sosial)
Siswa menunjukkan perilaku rajin, disiplin, dan terarutur dalam mengemukakan pendapat di dalam kelas.
3
KD. 3 Sub Tema
( Menghindari pengaruh negative dari teman sebaya)
1.      Mengkomunikasikan mengenai cara mengemukakan pendapat di dalam kelas yang baik dan benar.
2.      Menuliskan langkah-langkah mengemukakan pendapat di dalam kelas dengan baik dan benar.
3.      Merefleksikan rasa/perasaan setelah memahami cara mengemukakan pendapat di dalam kelas.
4.      Merumuskan sikap sehubungan dengan tema mengemukakan pendapat di dalam kelas.
5.      Menegaskan sikap yang akan dilakukan setelah melakukan layanan penguasa konten.
6.      Menerapkan tindakan yang akan dilakukan sehubungan dengan  pemahaman mengemukakan pendapat di dalam kelas.
Pokok-Pokok Materi Layanan                                : Deskriptif
Hal – hal yang harus diperhatikan untuk meningkatkan cara mengemukakan pendapat di dalam kelas.
1.      Menganalisa sikap dan cara siswa dalam mengemukakan pendapat sewaktu di dalam kelas.
2.      Merancang kegiatan yang akan di lakukan ketika mengemukakn pendapat di dalam kelas.
1.      Kriteria mengemukakan pendapat yang baik dan benar sewaktu didalam kelas.

Uraian kegiatan/langkah-langkah : Konselor sebagai fasilitator
Kegiatan
Metode
Uraian Kegiatan Siswa
Pendahuluan
(Kegiatan Awal)
Ceramah dan tanya jawab
1







Mengucapkan salam dan membuka pelajaran, memandu
a)   berdoa, asmaul husna, membaca Al-quran (jika masuk jam pertama)
2
Memberi reward positif bagi siswa yang hadir

a)      Kompetensi Religius (mengkaitkan tujuan/ topik dengan penerapan bidang agama)
b)      Kompetensi Sosial (mengkaitkan tujuan/topik dengan pengembangan bidang sosial)
c)      Kompetensi topik
3
Persepsi tentang kaitan belajar dengan agama, masalah-
masalah akibat orang yang tidak dapat mengemukakan pendapat di dalam kelas.


4
Mendiskusikan pentingnya membahas materi “cara mengemukakan pendapat di dalam kelas
Kegiatan inti
Mengamati
1
Mengkaitkan fenomena yang ada dengan topik/ materi layanan
Merumuskan pertanyaan/ sikap (BMB3)
2
Mengungkapkan
a)      Yang dipikirkan
b)      Yang dirasakan
Mengumpulkan informasi
3
Mendiskusikan apa yang dipikirkan dan dirasakan berkaitan dengan materi
Mengolah Informasi
4
Mengolah informasi yang telah didapatkan apa yang dipikirkan dan dirakan siswa terkait dengan materi
Kesimpulan
5
Merumuskan sikap sehubungan dengan materi
Mengubah Perilaku
6
Merumuskan tindakan sehubungan dengan materi
Penutup
Ceramah dan tanya jawab
1
2


3

4
Merefleksi Proses dan hasil layanan (Perasaan)
Mengevaluasi hasil dan proses (Berpikir/ Kesimpulan)
a)      Lisan
b)      Tertulis
Menguatkan komitmen (Sikap dan tindakan yang akan dilakukan)
Merencanakan tindak lanjut (Tanggung Jawab)

Evaluasi
1.      Penilaian Proses    :
Melalui pengamatan dilakukan penilaian proses pembelajaran/ pelayanan untuk memperoleh gambaran tentang aktivitas siswa dan efektifitas pembelajaran/ pelayanan yang telah diselenggarakan. (Rubrik Penilaian)

2.      Penilaian Hasil      :
Di akhir proses pembelajaran siswa diminta mengungkapkan apa yang mereka peroleh dengan pola BMB3 dalam unsur-unsur AKURS:
a.       Berfikir
Jelaskanlah hal-hal apa saja  yang perlu diketahui tentang cara mengemukakan pendapat di dalam kelas. (unsur A)
b.      Merasa
Bagaimana perasaan siswa dengan adanya pembahasan tentang orang yang sukses dalam mengemukakan pendapat di dalam kelas. (unsur R)
c.       Bersikap
Bagaimana sikap siswa terhadap prestasi belajarnya (unsur K).
d.      Bertindak
Bagaimana siswa mempersiapkan diri dan belajar dengan cara-cara terbaik untuk meningkatkan prestasi belajarnya (unsur K dan unsur U).
e.       Bertanggung Jawab
Bagaimana komitmen kesungguhan siswa dalam belajar dan mengarahkan diri dalam meningkatkan prestasi belajarnya (unsur S).


Mengetahui                                                                                         Padang,                       2015
Guru Pamong                                                                                      Guru BK