KONSELING
REALITAS (KOREAL)
A.
Pandangan
Tentang Hakekat Manusia
1. Tingkah
laku manusia di dorong untuk memenuhi kebutuhan dasar (baik psikologikal maupun
fisiologikal), yang sama untuk semua orang
a. Kebutuhan
fisiologikal: segala sesuatu untuk mempertahankan keberadaan organism
b. Kebutuhan
fsikologikal: untuk mencintai dan di cintai, untuk berguna bagi diri sendiri
dan orang lain
2. Kedua
kebutuhan psikologikal itu di satukan menjadi kebutuhan akan identitas
William
Glasser sebagai tokoh yang mengembangkan bentuk terapi ini. Menurutnya, bahwa
tentang hakikat manusia adalah:
1. Bahwa manusia mempunyai kebutuhan
yang tunggal, yang hadir di seluruh kehidupannya, sehingga menyebabkan dia
memiliki keunikan dalam kepribadiannnya.
2. Setiap orang memiliki kemampuan
potensial untuk tumbuh dan berkembang sesuai pola-pola tertentu menjadi
kemampuan aktual. Karennya dia dapat menjadi seorang individu yang sukses.
3. Setiap potensi harus diusahakan
untuk berkembang dan terapi realitas berusaha membangun anggapan bahwa tiap
orang akhirnya menentukan nasibnya sendiri
B.
Perkembangan Kepribadian
1. Perkembangan kepribadian
a. Perkembangan kepribadian merupakan
fungsi dari bagaimana individu belajar untuk memenuhi kebutuhannya
1) Yang dapat memenuhi dengan baik, di
sebut berfungsi secara tepat, responsible, success, identity (sl)
2) Yang tidak baik di sebut, berfungsi secara tidak tepat, irresponsible,
failure identity (FI)
b. SI berkembang melalui hubungan yang
mesra dengan orang tua yang bertanggung jawab yang memelihara anaknya dengan:
cinta, pengajaran, disipkin, tel.adan
c. Dasar SI adalah R 3
1) right: norma-norma yang berlaku
2) responsibility: kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan pribadi tanpa menganggu pemenuhan kebutuhan orang lain
3) reality: acuan nyata bagi pemenuhan
kebutuhan pribadi
C.
Tingkah Laku Salah Suai
1. apabila seseorang yang tidak mampu
memenuhi kebutuhannya, ia akan kehilangan hubungan dengan kenyataan,
persepsinya terhadap kenyataan menjadi kacau
2. sebab-sebab:
a. keterlibatan dengan orang lain
secara tidak semestinya, tidak pernah belajar bertingkah laku ecara bertanggung
jawab
b. kegagalan orang tua, guru, dan
suasana memenuhi kebutuhan cinta anaknya/siswa
c. kegagalan individu memperoleh
hubungan yang baik dengan orang-orang baginya amat penting
D.
Tujuan Konseling
1. konseling merupakan tempat yang
secara khusus mengajar atau melatih klien apa-apa yang seharusnya dilakukan
dalam hidupnya, pengajaran atau latihan itu di laksanakan dalam waktu yang
singkat
2. tujuan: mengajar/melatih klien
memenuhi kebutuhannya dengan mempergunakan pedoman R3
Tujuan
1.
Menolong individu agar mampu mengurus diri sendiri, supaya
dapat menentukan dan melaksanakan perilaku dalam bentuk nyata.
2.
Mendorong konseli agar berani bertanggung jawab serta
memikul segala resiko yang ada, sesuai dengan kemampuan dan keinginannya dalam
perkembangan dan pertumbuhannya.
3.
Mengembangkan rencana-rencana nyata dan realistik dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4.
Perilaku yang sukses dapat dihubungkan dengan pencapaian
kepribadian yang sukses, yang dicapai dengan menanamkan nilai-nilai adanya
keinginan individu untuk mengubahnya sendiri.
5.
Terapi ditekankan pada disiplin dan tanggung jawab atas
kesadaran sendiri.
E. Proses Dan Teknik Konseling
Proses konseling
Konselor
berperan sebagai:
1. Motivator, yang mendorong konseli
untuk: (a) menerima dan memperoleh keadaan nyata, baik dalam perbuatan maupun
harapan yang ingin dicapainya; dan (b) merangsang klien untuk mampu mengambil
keputusan sendiri, sehingga klien tidak menjadi individu yang hidup selalu
dalam ketergantungan yang dapat menyulitkandirinya sendiri.
2. Penyalur tanggung jawab, sehingga:
(a) keputusan terakhir berada di tangan konseli; (b) konseli sadar bertanggung
jawab dan objektif serta realistik dalam menilai perilakunya sendiri.
3. Moralist; yang memegang peranan
untuk menetukan kedudukan nilai dari tingkah laku yang dinyatakan kliennya.
Konselor akan memberi pujian apabila konseli bertanggung jawab atas
perilakunya, sebaliknya akan memberi celaan bila tidak dapat bertanggung jawab
terhadap perilakunya.
4. Guru; yang berusaha mendidik konseli
agar memperoleh berbagai pengalaman dalam mencapai harapannya.
5. Pengikat janji (contractor); artinya
peranan konselor punya batas-batas kewenangan, baik berupa limit waktu, ruang
lingkup kehidupan konseli yang dapat dijajagi maupun akibat yang
ditimbulkannya.
Menurut
buku pancawaskita:
1. Keterlibatan konselor terhadap klien
sangatlah penting
2. Cirri-ciri konselor
a. konselor adalah seorang yang sudah
mampu memenuhi kebutuhan sendiri
b. kuat, sabardan tidak terburu-buru
c. hangat dan sensitive
d. mampu membeberkan perjuangan
hidupnya sendiri kepada klien
3. konseling realitas (koreal) adalah
yang rasional
4. klien harus menyadari bahwa
konseling tidak mungkin membuat klien bahagia, melainkan tingkah laku klien
yang responsible
5. teknik umum, personal, lebih
menfokuskan pada tingkah laku, menekankan sekarang, mempertimbangkan nilai,
merencanakan,pengukuran, tidak ada ma’af, tidak ada hukuman
Teknik-Teknik dalam Konseling
1. Menggunakan role playing
dengan konseli
2. Menggunakan humor yang mendorong
suasana yang segar dan relaks
3. Tidak menjanjikan kepada konseli
maaf apapun, karena terlebih dahulu diadakan perjanjian untuk melakukan
perilaku tertentu yang sesuai dengan keberadaan klien.
4. Menolong konseli untuk merumuskan
perilaku tertentu yang akan dilakukannya.
5. Membuat model-model peranan terapis
sebagai guru yang lebih bersifat mendidik.
6. Membuat batas-batas yang tegas dari
struktur dan situasi terapinya
7. Menggunakan terapi kejutan verbal
atau ejekan yang pantas untuk mengkonfrontasikan konseli dengan perilakunya
yang tak pantas.
8. Ikut terlibat mencari hidup yang
lebih efektif.
F.
Kekuatan Dan Kelemahan
1. Kekuatan
Karakteristik pendekatan konseling realitas secara khusus
menekankan pada akuntabilitas. Aspek lain dari pendekatan konseling realitas
yang disokong Corey (1985) termasuk ide-idednya yang tidak menerima alas an
dari gagalnya pelaksanaan kontrak dan menghindari hukuman atau menyalahkan
2. Kelemahan
Di anggap terlalu sederhana dan dangkal. Di akui bahwa
kritik pendekatan konseling realitas pada daerah ini. Glasser juga menyetujui
bahwa delapan tahap dari pendekatan konseling realitas adalah sederhana dan
jelas leebih menekankan pada praktek dan tidak pada materi yang sederhana.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar