MASALAH
PENELITIAN
A.
Hakekat
dan Kriteria Pemilihan Masalah
Menurut A. Muri
Yusuf (106:2005) masalah merupakan kesenjangan antara apa yang seharusnya ada
dengan apa yang terjadi; atau antara apa yang diharapkan akan terjadi dengan
apa yang menjadi kenyataan. Kesenjangan itu hendaklah merupakan suatu yang
dapat dimanipulasi dan dipecahkan dengan pendekatan ilmiah. Masalah merupakan
suatu kesulitan yang harus dilalui dengan mengatasinya dan menampakkan diri
sebagai tantangan serta bersifat realistis. Secara umum dapat dikatakan bahwa
masalah penelitian hendaklah jelas, berarti, dan dapat dikerjakan dengan baik
dan mudah.
Beberapa
kriteria yang dapat digunakan dalam memilih masalah penelitian menurut A. Muri
Yusuf (109:2005) yaitu sebagai berikut:
1.
Masalah
harus jelas dan tidak meragukan
Sebagai awal kegiatan
ilmiah, masalah itu harus jelas dan dapat didekati dengan pendekatan ilmiah.
Masalah yang kabur akan membawa kerancuan dan sekaligus akan memberikan dampak
negatif terhadap hasil penelitian.
2.
Masalah
hendaklah berarti, baik bagi diri pribadi, institusi, masyarakat maupun
perkembangan ilmu pengetahuan
Dalam hal ini,
pemilihan masalah hendaklah selalu mengacu pada nilai guna, dukungan dan
sumbangan yang diberikan hasil penelitian terhadap individu, keluarga,
masyarakat dan ilmu pengetahuan.
3.
Masalah
yang diteliti hendaklah berada dalam batas kemampuan dan jangkauan peneliti
Sebagai peneliti,
masalah yang akan dipilih hendaklah masalah yang berada dalam batas kemampuan
dan jangkuan peneliti. Dari segi disiplin ilmu, masalah itu hendaklah dalam
cakupan disiplin ilmu peneliti sehingga yang bersangkutan mengkoordinir masalah
secara tuntas dan jelas.
4.
Masalah
itu menarik minat peneliti
Masalah yang dipilih
hendaklah masalah yang menarik bagi seseorang, sehingga dapat memotivasi yang
bersangkutan melakukan sesuatu dengan baik, bersikap serius, serta mampu
memfokuskan perhatiannya pada masalah tersebut.
5.
Dalam
penelitian kuantitatif, masalah itu hendaklah
menyatakan hubungan dua variable atau lebih, sedangkan dalam penelitian kualitatif, masalah hendaklah
menyatakan keterpautan sesuatu objek dalam kontennya.
6.
Pemilihan
masalah hendaklah mempertimbangkan faktor biaya yang digunakan
Hal ini dilakukan agar
memberikan hasil penelitian yang akurat dan tepat guna. Makin luas cakupa dan
semakin kompleks tingkatkesulitan, maka makin besar biaya yang dibutuhkan dan
semakin sukar prosedur penelitian.
7.
Data
yang dikumpulkan dengan cepat, tepat dan benar
Banyak masalah yang
dihadapi, tetapi tidak semua data dapat diungkapkan dengan cepat, tepat dan
teliti dari masalah tersebut. Jangan dipilih masalah yang datanya secara benar
tidak mungkin dikumpulkan, sebaliknya jangan cepat percaya terhadap data atau
sumber data yang tersedia.
8.
Masalah itu hendaklah sesuatu yang aktual dan
hangat pada waktu penelitian diadakan, kecuali untuk penelitian historis atau
mengkaji sesuatu yang pernah diteliti.
9.
Yang
dijadikan masalah hendaklah sesuatu yang baru dan telah wajar untuk diteliti
atau akan menemukan bentuk baru dari sesuatu yang sudah ada
10. Penelitian masalah
hendaklah mempertimbangkan waktu yang tersedia Ada
masalah yang membutuhkan waktu yang lama ada pula yang relatif singkat. Lama
waktu yang digunakan, juga terkait dengan kemampuan peneliti, luas cakupan,
biaya dan tenaga pengumpulan data.
11. Untuk peneliti pemula
sebaiknya lebih hati-hati dalam memilih masalah
Kalau peneliti belum
mampu, tunda dulu meneliti masalah sikap dan perilaku yang mewakili agama,
moral dan nilai-nilai karena masalah ini bersifat personal dan lebih sukar
dihayati
B.
Tipe
Masalah Penelitian
Menurut A. Muri
Yusuf (115:2005) secara umum masalah dalam penelitian dapat dikategorikan dalam
dua bentuk yaitu:
1.
Masalah-masalah
yang bersifat pribadi
Masalah-masalah
yang bersifat pribadi menyangkut kehidupan pribadi seseorang atau yang bersifat
pribadi, seperti ketaatan dan kepercayaan seseorang, hubungan intern dan
“intim” dalam keluarga, kehidupan pribadi anggota keluarga, dan sebagainya.
Masalah ini ada tapi sulit untuk dirumuskan secara benar, dan sulit didekati
secara tuntas dengan menggunakan pendekatan
ilmiah, kalau peneliti belum mampu dan kurang berpengelaman dalam penelitian,
serta kurang menguasai bidang ilmu yang sesungguhnya.
2.
Masalah
yang diteliti
Masalah yang
diteliti merujuk kepada semua objek, peristiwa atau kejadian kalau kepada
kondisi itu dapat digunakan pendekatan ilmiah dalam mengungkapkannya. Berarti
ada pola-pola tertentu, hukum-hukum tertentu dan ada proposisi-proposisi
tertentu yang dapat dikenakan pada objek tersebut. Masalah ini bisa berkaitan
dengan individu maupun kelompok, keluarga, masyarakat, peristiwa atau kejadian,
fenomena dan peristiwa alam, dan sebagainya. Dapat pula berwujud ekonomi,
sosial, budaya, politik, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya.
Kalau duhubungkan
dengan tujuan penelitian, maka masalah dalam ketegori kedua ini menurut A. Muri
Yusuf (116:2005) dapat diketegorikan menjadi :
1.
Masalah untuk
memverifikasi atau memveliditasi teori
2.
Masalah untuk
memperjelas pertentangan dari penemuan-penemuan sebelumya.
3.
Masalah untuk
membetulkan kesalahan metodologi maupun analisis yang digunakan
4.
Masalah untuk
memecahkan pertentangan pendapat
C.
Sumber
Masalah
Bagi peneliti
pemula kadang-kadang terasa sulit mencari masalah yang diteliti. Seakan-akan
apa yang diminati telah diteliti orang lain. Bahkan hasil penelitiannyapun
telah ada diperpustakaan. Hal yang demikian memang terjadi, namun seorang
peneliti harus jeli melihat dan mencari peluang diantara yang sudah ada itu.
Apa yang telah diteliti orang pada hakikinya adalah sumber informasi untuk
penelitian lebih lanjut.
Menurut A. Muri
Yusuf (119:2005) masalah diturunkan dari teori, dari pengamatan maupun dari
intuisi atau kombinasi dari berbagai hal itu. Sumber utama masalah adalah literatur
profesinal yang selalu menampilkan berbagai kajian konseptual dan empiris serta
kelemahan-kelemahan yang terjadi dari berbagai konsep yang ada dan berbagai
keterbatasan penelitian yang telah dilakukan. Peneliti akan dapat melihat ada
kesenjangan, ada jurang, ada kelemahan, ada situasi maupun kejadian yang perlu disempurnakan
dan dikaji ulang. Index dan abstract juga memberikan sumbangan yang sangat
berarti dalam menemukan masalah untuk diteliti
D.
Pembatasan
dan Perincian Masalah
Dengan melakukan
pegamatan yang sistematis terdapat fenomena yang terjadi di lapangan serta
membandingkannya dengan teori yang sehubungan dengan fenomena yang diamati atau
dengan mengkaji secara kritis temuan-temuan penelitian yang telah pernah
dilakukan, maka peneliti akan dapat menemukan berbagai masalah yang layak untuk
diteliti
Menurut A. Muri
Yusuf (119:2005) ada beberapa pertimbangan yang dapat digunakan digunakan untuk
menentukan suatu masalah dapat diteliti. Beberapa pertanyaan pembantu untuk
menentukan suatu masalah adalah:
1.
Benarkah ada
ketimpangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi pada aspek yang
akan diteliti itu?
2.
Apakah fenomena itu
cukup jelas dan tidak meragukan?
3.
Apakah cukup berarti?
4.
Apakah peneliti mampu
melakukan penelitian dalam aspek-aspek tersebut?
5.
Apakah dapat diuji
kebenarannya secara ilmiah?
6.
Dapatkah data
dikumpulkan dengan mudah, cepat dan tepat, baik ditilik dari jenis data, area
penilitian, biaya dan waktu yang tersedia?
7.
Cukup dasar-dasar
teori-teori yang mendukung masalah itu sehingga kerangka teoritis dapat disusun
dengan baik?
8.
Apakah masalah itu
baru, aktual dan menarik bagi peneliti?
Kerancuan-kerancuan
dalam memilih masalah sering terjadi antara lain adalah: peneliti berangkat
dari masalah yang masih kabur dan bersifat umum, sehingga rencangan dan
prosedur penelitian yang digunakan menjadi kabur dan kurang tepat.
A. Muri Yusuf
(124:2005) menggambarkan secara sistematis langkah – langkah pembatasan masalah
pada gambar 9 yaitu:
![]() |
![]() |
||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
Sumber:
A
Muri Yusuf. 2005. Metodologi Penelitian (Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah). Padang:
UNP Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar