Senin, 19 September 2016

HIPOTESIS

HIPOTESIS

A.    Pengertian Hipotesis
Apabila ditinjau secara etimologi, hipotesis adalah perpaduan dua kata dari hypo dan thesis, hypo berarti kurang dari dan thesis adalah pendapat atau thesa. Oleh karena itu, secara harfiah hipotesis dapat diartikan sebagai suatu pernyataan yang belum merupakan suatu pendapat; suatu kesimpulan sementara; suatu pendapat yang belum final, karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Menurut A.Muri Yusuf (2005:162) hipotesis adalah suatu dugaan sementara, suatu thesa sementara yang harus dibuktikan kebenarannya melalui penyelidikan ilmiah. Seraya dengan itu menurut Nachmias (dalam A Muri Yusuf, 2005:163) hipotesis merupakan jawaban tentatif terhadap masalah-masalah penelitian, jawaban itu dinyatakan dalam bentuk hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Hipotesis dapat juga dikatakan kesimpulan sementara, merupakan suatu konstruk yang masih perlu dibuktikan, suatu kesimpulan yang belum teruji kebenarannya. Namun perlu digaris bawahi bahwa apa yang dikemukakan dalam hipotesis adalah dugaan sementara yang dianggap besar kemungkinannya menjadi jawaban yang benar. Dari sisi lain dapat pula dikatakan bahwa hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban sementara atas pertanyaan atau masalah yang diajukan dalam penelitian.
Utnuk dapat mengungkapkan hipotesis  dengan benar, penliti harus memahami terlebih dahulu pola hubungan yang terdapat dan mungkin terjadi, atau tipe hubungan di antara varibel yang diteliti. Sekurang-kurangnya ada tiga tipe hubungan dengan penelitian: Hubungan pertama, yang menunjukkan dan dapat dikatakan pengaruh, yaitu hubungan yang bersifat asymetris. Hubungan kedua, tidak menyatakan pengaruh yaitu hubungan yang bersifat symetris Hubungan ketiga, yaitu reciprocal.

B.     Teori dan Hipotesis
Teori merupakan pegangan pokok dalam menentukan dalam setiap unsur penelitian, mulai dari penentuan masalah sampai dengan penyusunan laporan penelitian. Dalam mentukan masalah, peneliti terlebih dahulu berpaling pada eori yang ada, membaca kembali temuan-temuan penelitian dan kelemahan-kelemahan yang ada, melihat realita dalam masyarakat dan kemudian merumuskan dalam bentuk masalah baru yang perlu dikaji secara ilmiah melalui penelitian.
Hipotesis merupakan dugaan yang kuat atau jawaban yang bersifat tentative terhadap suatu masalah. Sebagai suatu dugaan yang kuatdan mungkin benar serta perlu dibuktikan, maka hipotesis seyogyanyalah bersandar pada teori yang telah mempunyai kekuatan dan pengakuan masyarakat ilmiah. Tanpa menggunakan teori-teori yang benar dan terpercaya, penalaran tentang kemungkinan jawaban sementara tentang suatu masalah tidak kuat, kurang terarah dan “ngawur”  shingga hipotesis yang disusun tidak menemui sasaran.
Berikut diagram hubungan Teori dengan Hipotesis.

 







C.    Kriteria Penyusunan Hipotesis
Hipotesis yang benar akan memberikan arah yang tepat dalam penelitian, sebaliknya penyusunan hipotesis yang tidak benar dapat menimbulkan “bias” pada hasil penelitian. Menurut A. Muri Yusuf (2005:172) ada dua kesalahan yang sering ditemukan dalam pembuktian suatu hipotesis dalam penelitian yaitu:
1.      Kesalahan tipe pertama (Type one error), adalah terterima hipotesis yang sebenarnya harus ditolak
2.      Kesalahan tipe kedua (Type two error), adalah menolak hipotesis yang seharusnya diterima.
Kedua tipe kesalahan tersebut, banyak terkait dengan teknik pembuktian hipotesis. Disamping itu, ada lagi kesalahan tipe ketiga yaitu pembuktian secara benar tetapi masalah yang salah (solving the wrong problem).
Menurut A. Muri Yusuf (2005:173) ada beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam perumusan dan penyusunan hipotesis secara benar:
1.      Hipotesis hendaklah menyatakan hubungan dua varibel atau lebih
2.      Variabel-variabel dalam hipotesis harus jelas secara konseptual
3.      Dapat di uji secara empiris
4.      Hipotesis hendaklah spesifik
5.      Hipotesis yang disusun hendaklah dapat dibuktikan dengan teknik yang tersedia
6.      Hipotesis hendaklah bersumber dari atau dihubungkan dengan teori
7.      Hipotesis adalah bebas nilai-nilai
8.      Hipotesis hendaklah dirumuskan dalam bentuk pernyataan, sederhana, dan operasional


D.    Jenis Hipotesis
Menurut A. Muri Yusuf (2005:176) pada hakikatnyahanya ada dua jenis hipotesis yaitu:
Pertama menyatakan: “jika ada suatu faktor dalam suatu kejadian atau situasi maka akan menimbulkan akibat atau pengaruh”. Hipotesis ini disebut juga dengan hipotesis kerja. Pernyataan hipotesis seperti ini akan memudahkan dan mengarahkan peneliti menetapkan variabel bebas dan variabel terikat yang akan diukur. Secara umu pernyataan hipotesis jenis pertama ini, dituangkan dalam bentuk:
Jika……………………………………maka………………..…………………
atau
Makin…………………………………makin…………………………………..
atau
Terdapat pengaruh……………………terhadap………………………………..
atau
Terdapat perbedaan yang berarti antara……………..…dengan……………….

Contoh: Makin tinggi motivasi belajar makin baik prestasi belajar
Jika frekuensi latihan mengajar ditingkatkan maka keterampilan mengajar meningkat
Kedua, menyatakan; “tidak ada perbedaan”. Hipotesis ini disebut juga dengan hipotesis nihil atau hipotesis nol. Dalam hipotesis nihil ini tidak ada perbedaan antara kedua objek yang diteliti. Andaikata ada perbedaan maka hipotesis nihil ditolak.
Contoh: Tidak ada perbedaan pengaruh penggunaan metode diskusi dan experiment dalam mengajar terhadap prestasi belajar siswa laki-laki dan siswi perempuan.

Sumber:
A Muri Yusuf. 2005. Metodologi Penelitian (Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah). Padang: UNP Press


Tidak ada komentar:

Posting Komentar