Senin, 19 September 2016

JENIS-JENIS PENELITIAN


JENIS-JENIS PENELITIAN

A.      Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
1.      Penelitaian Kualitatif
Menurut Strauss penelitian kualitatif dimaksud sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Seraya dengan itu, Raymond Tambunan, 2008 dalam  penelitian kualitatif adalah proses pencarian data untuk memahami masalah sosial yang didasari pada penelitian yang menyeluruh (holistic), dibentuk oleh kata-kata, dan diperoleh dari situasi yang alamiah.

Sedangkan Menurut Creswell (dalam Wahyono, 2009 ) pendekatan kualitatif adalah pendekatan untuk membangun pernyataan pengetahuan berdasarkan perspektif-konstruktif (misalnya, makna-makna yang bersumber dari pengalaman individu, nilai-nilai sosial dan sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola pengetahuan tertentu), atau berdasarkan perspektif partisipatori (misalnya: orientasi terhadap politik, isu, kolaborasi, atau perubahan), atau keduanya.

Menurut Massofa, 2008  adapun ciri-ciri penelitian kualitatif  yaitu:
1.        Dalam penelitian kualitatif data dikumpulkan dalam kondisi yang asli atau alamiah (natural setting).
2.        Peneliti sebagai alat penelitian, artinya peneliti sebagai alat utama pengumpul data yaitu dengan metode pengumpulan data berdasarkan pengamatan dan wawancara
3.        Dalam penelitian kualitatif diusahakan pengumpulan data secara deskriptif yang kemudian ditulis dalam laporan. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka.
4.        Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses dari pada hasil, artinya dalam pengumpulan data sering memperhatikan hasil dan akibat dari berbagai variabel yang saling mempengaruhi.
5.        Latar belakang tingkah laku atau perbuatan dicari maknanya. Dengan demikian maka apa yang ada di balik tingkah laku manusia merupakan hal yang pokok bagi penelitian kualitatif. Mengutamakan data langsung atau “first hand”. Penelitian kualitatif menuntut sebanyak mungkin kepada penelitinya untuk melakukan sendiri kegiatan penelitian di lapangan.
6.        Dalam penelitian kualitatif digunakan metode triangulasi yang dilakukan secara ekstensif baik tringulasi metode maupun triangulasi sumber data.
7.        Mementingkan rincian kontekstual. Peneliti mengumpulkan dan mencatat data yang sangat rinci mengenai hal-hal yang dianggap bertalian dengan masalah yang diteliti.
8.        Subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti, jadi tidak sebagai objek atau yang lebih rendah kedudukannya.
9.        Mengutamakan perspektif emik, artinya mementingkan pandangan responden, yakni bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dan segi pendiriannya.
10.    Verifikasi. Penerapan metode ini antara lain melalui kasus yang bertentangan atau negatif.
11.    Pengambilan sampel secara purposif. Metode kualitatif menggunakan sampel yang sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian.
12.    Menggunakan “Audit trail”. Metode yang dimaksud adalah dengan mencantumkan metode pengumpulan dan analisa data.
13.    Mengadakan analisis sejak awal penelitian. Data yang diperoleh langsung dianalisa, dilanjutkan dengan pencarian data lagi dan dianalisis, demikian seterusnya sampai dianggap mencapai hasil yang memadai.
14.    Teori bersifat dari dasar. Dengan data yang diperoleh dari penelitian di lapangan dapat dirumuskan kesimpulan atau teori.

Menurut Massofa, 2008 dasar teoritis dalam pendekatan kualitatif adalah:
1.      Pendekatan fenomenologis. Dalam pandangan fenomenologis, peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu.
2.      Pendekatan interaksi simbolik. Dalam pendekatan interaksi simbolik diasumsikan bahwa objek orang, situasi dan peristiwa tidak memiliki pengertian sendiri, sebaliknya pengertian itu diberikan kepada mereka. Pengertian yang dlberikan orang pada pengalaman dan proses penafsirannya bersifat esensial serta menentukan.
3.      Pendekatan kebudayaan. Untuk menggambarkan kebudayaan menurut perspektif ini seorang peneliti mungkin dapat memikirkan suatu peristiwa di mana manusia diharapkan berperilaku secara baik. Peneliti dengan pendekatan ini mengatakan bahwa bagaimana sebaiknya diharapkan berperilaku dalam suatu latar kebudayaan.
4.      Pendekatan etnometodologi. Etnometodologi berupaya untuk memahami bagaimana masyarakat memandang, menjelaskan dan menggambarkan tata hidup mereka sendiri. Etnometodologi berusaha memahami bagaimana orang-orang mulai melihat, menerangkan, dan menguraikan keteraturan dunia tempat mereka hidup. Seorang peneliti kualitatif yang menerapkan sudut pandang ini berusaha menginterpretasikan kejadian dan peristiwa sosial sesuai dengan sudut pandang dari objek penelitiannya.

2.      Penelitian Kuantitatif
Jonathan Sarwono  dalam menyatakan pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variable masing-masing. Reliabilitas dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggunaan model penelitian sejenis. Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesa dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan formula statistik yang akan digunakan. Juga, pendekatan ini lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya.
Jonathan Sarwono  dalam menyatakan pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variable, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya. Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif datanya bersifat kuantitatif / angka-angka statistik ataupun koding-koding yang dapat dikuantifikasi. Data tersebut berbentuk variable-variabel dan operasionalisasinya dengan skala ukuran tertentu, misalnya skala nominal, ordinal, interval dan ratio.
Ciri-ciri penelitian kuantitatif menurut A Muri Yusuf (60:2005) yaitu sebagai berikut:
1.        Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan rancangan yang terstruktur, formal dan spesifik, serta mempunyai rancangan operasionalyang mendetail.
2.        Data yang dikumpulkan bersifat kuantitatif atau dapat dikuantitatifkan, dengan menghitung atau mengukur
3.        Penelitian kuantitatif bersifat momentum atau menggunakan selang waktu tertentu, atau waktu yang digunakan pendek, kecuali untuk maksud tertentu
4.        Penelitian kuantitatif membutuhkan hipotesis atau pertanyaan yang perlu dijawab, untuk membimbing arah dan pencapaian tujuan penelitian.
5.        Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistic, baik statistic differential Maupin inferential
6.        Penelitian kuantitatif lebih berorientasi pada produk dari proses
7.        Sampel yang digunakan luas, random, akurat dan repsentatif
8.        Instrument yang digunakan dalam mengumpulakn data hendaklah dapat dipercaya, andal, mempunyai norma dan praktis

B.       Penelitian Survey dan Non-Survey
Menurut Waisberg (dalam A Muri Yusuf,98:2005) penelitian survey merupakan suatu penyelidikan yang sistematis dalam mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan suatu objek studi, dengan menggunakan kuisioner atau daftar pertanyaan yang                        telah terstruktur. Ikhsanuddin, dkk, 2007  menyatakan hal yang sangat penting dalam penelitian survei adalah data empirik atau data lapangan. Data-data tersebut sangat dibutuhkan dalam setiap variabel yang diteliti, untuk selanjutnya dikaji dan diambil kesimpulan. Meski dalam berbagai literatur belum kami temukan secara eksplisit adanya keterkaitan sejarah antara penelitian survei dengan tradisi filsafat positivisme, dapat diketahui bahwa penelitian survei seperti di atas sangat dekat dengan paradigma berpikir positivistic.
Dalam penelitian survei hal yang paling utama dilakukan oleh peneliti adalah menguraikan dan memperjelas masalah. Untuk itu, sang peneliti harus memiliki pertanyaan yang khas atau spesifik untuk kemudian dibahas dari berbagai sisi. Dari masalah yang spesifik tersebut, sang peneliti menentukan variabel-variabelnya. Variabel memiliki kedudukan sangat sentral dalam panelitian. Dalam penelitian survei, variabel dapat terdiri atas hal-hal yang bersifat sosiologis dan yang bersifat psikologis
Menurut Malay Research Foundation, 2008 dalam hasil yang dari penelitian survey juga dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan seperti berikut:
1)    Penelitian inti dapat digunakan sebagai bentuk awal penelitian yang direncanakan untuk ditindaklanjuti dengan penelitian-penelitian lain yang lebih spesifik.
2)    Dengan penelitian survey, para peneliti dapat melakukan eksplorasi dan deskriptif sebagai tujuan penelitian.
3)    Dengan penelitian ini, mereka juga dapat melakukan klasifikasi terhadap permasalahan yang hendak dipecahkan kemudian

C.      Penelitian Dasar dan Terapan
1.       Penelitian dasar atau penelitian murni
Menurut Malay Research Foundation, 2008 dalam penelitian dasar atau penelitian murni adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian dasar dikerjakan tanpa memikirkan pada pemanfaatan hasil penelitian tersebut untuk manusia masyarakat.
Hasil dari penelitian dasar adalah pengetahuan umum dan pengertian-pengertian tentang alam serta hukum-hukumnya. Pengetahuan ini merupakan alat untuk memecahkan masalah-masalah praktika, walaupunia tidak memberikan jawaban yang menyeluruh untuk masalah tersebut. Tugas penelitian terapanlah yang akan menjawabmasalah-masalah praktis tersebut.
Charters (dalam Malay Research Foundation, 2008 dalam menyatakan bahwa penelitian dasar terdiri atas hainya pemilihan sebuah masalah khas dari sumber mana saja, dan secara hati-hati memecahkan masalah tersebut tanpa memikirkan kehendak sosial atau ekonomi ataupun masyarakat. Contoh penelitian murni misalnya penelitian tentang gene,tentang nucleus, dan sebagainya.

2.      Penelitian terapan
Menurut Malay Research Foundation, 2008 dalam  penelitian terapan adalah penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus-menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia baik secara individual maupun secara kelompok. Hasil penelitian tidak perlu sebagai suatu penemuan baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada.
Penelitian terapan memilih masalah yang ada hubungannya dengan keinginan masyarakat serta untuk memperbaiki praktik-praktik yang ada. Penelitian terapan harus dengan segera mengumumkan hasil penelitiannya dalam waktu yang tepat supaya penemuan tersebut tidak menjadi kadaluwarsa.
Contoh penelitian terapan di antaranya termasuk survei konsumen yang dilakukan oleh sebuah toko dan supermarket, penelitian tindakan tentang alat-alat ternologi pertanian dan alat produksi dalam suatu perusahaan. Penelitian pendidikan yang berkaitan dengan bagaimana meningkatkan keinginan belajar siswa, implementasi kurikulum, peningkatan kualitas, dan sebagainya.


























DAFTAR PUSTAKA

A Muri Yusuf. 2005. Metodologi Penelitian (Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah). Padang: UNP Press





http://konselor.co.cc/ (visited on 09 April 2009)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar